Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang

GAYO UPDATE

- Redaksi

Rabu, 21 Agustus 2024 - 21:35 WIB

5093 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Fauzan Azima/Teuku Gajah Putih (Mantan Panglima GAM Wilayah Linge)

“TIDAK perlu bersedih, mendendam, apalagi heran. Dia memang begitu.”

Itulah yang akan saya sampaikan kepada Muzakir Manaf alias Mualem jika saya bertemu dengannya. Ini penting saya sampaikan menyikapi dinamika politik Aceh yang melibatkan bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka itu.

Jika Mualem tertarik mendengarkan, maka saya akan menjelaskan asbabun nuzul perkataan itu dengan kisah tentang karakter manusia yang seperti itu. Manusia yang diselimuti penyakit hati dan dikendalikan oleh sifat-sifat tidak terpuji.

Hati yang kotor harus dibersihkan (takhalli). Lantas diisi dengan sifat-sifat baik (tahalli) lalu dia akan mendapatkan manifestasi atau perwujudan dari hasil berbuat baik (tajalli). Orang Sunda menyindir orang yang tidak mau membersihkan hati dengan sebutan “manuk sia” atau ayam.

Semua sifat kotor itu ada pada manusia. Kalau kita menganggap hewan rendah, maka manusia juga memiliki potensi sama jika gagal menggunakan pikiran dan hati. Orang-orang ini akan diletakkan Allah di tempat paling rendah, asfala safilin. Representasi sifat hewan itu melekat pada manusia.

Syahdan, Nabi Nuh as minta tolong kepada empat orang tukang. Tapi semua tukang itu meminta imbalan, yakni menikah dengan putri semata wayang Nuh. Tapi tidak mungkin Nuh menikahkan putrinya dengan empat orang tukang.

Sebagai nabi yang dilebihkan akal, pikiran, rasa dan perasaannya, tentu tidak ingin mengecewakan para tukang itu. Dia lantas berdoa kepada Tuhan agar diciptakan tiga orang perempuan lagi.

Tuhan pun mengabulkan permintaan itu. Dan menciptakan seorang perempuan dari kuda, kemudian seorang lagi dari anjing, dan seorang lainnya dari ular. Penjelasan ini membuat kita semakin yakin bahwa di hati manusia sekarang ini terselip sifat hewani.

Kalau dia suka berpetualang, ingin bebas dan keras kepala, itu dipastikan dari “titisan” kuda. Kalau selalu ingin ribut, bertengkar, berkelahi, dan tidak punya rasa malu, berarti mewakili sifat anjing. Sedangkan sifat ular mewariskan kelicikan, tipu daya, dan berkhianat.

Di Takengon ada istilah “asu kute (anjing kota)”. Sebutan ini, karena sering dipakai, disingkat menjadi “askut”. Konon, dulu di belantara Tanoh Gayo, sang pawang mendidik anjing pemburu yang andal.

Sampai pada satu ketika, saat si anjing merasa memiliki cukup kepintaran, dia mengkhianati si pawang, meninggalkannya dan pergi ke Takengon. Anjing itu bertahan hidup dengan mencari makan di tong-tong sampah. Saat malam tiba, dia tidur di emperan toko. Pada masanya, dia menjadi penguasa di antara para anjing.

Lantas pada 1980-an, ungkapan “askut” menjadi istilah bagi orang yang berusaha dekat dengan orang lain dengan segala cara; menjilat, membuat konspirasi dan akhirnya berkuasa.

Bagi manusia, ini adalah peringatan agar berhati-hati memilih kawan. Pura-pura baik, nyatanya berkhianat setelah mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kepintaran*. Muallim harus memberikan sebutan “asu kute” bagi orang yang mengkhianatinya.

(Mendale, Agustus 21, 2024)

Berita Terkait

Tindakan Rasis di Pemda Tanggerang

Berita Terkait

Kamis, 29 Agustus 2024 - 01:25 WIB

Kupas Pertahanan Benteng Kerajaan Linge dari Kolonial di Wihni Kerti, Buku Pang Kilet Akan Terbit

Selasa, 20 Agustus 2024 - 21:50 WIB

81 Paket Pekerjaan Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara Diduga Bermasalah

Selasa, 20 Agustus 2024 - 00:25 WIB

HUT Ke-79 RI, Pahlawan Nasional dari Gayo?

Jumat, 19 Juli 2024 - 05:12 WIB

IKA SMAN 1 Takengon Gelar Penguatan Peminatan, Pembakatan, dan Pemilihan Jurusan Siswa X-XII SMA Negeri 1 Takengon

Kamis, 18 Juli 2024 - 00:18 WIB

Haili Yoga, Calon Potensial Menang Dipilkada Aceh Tengah

Jumat, 21 Juni 2024 - 23:37 WIB

Bincang Buku Sosok, Karya, dan Pertunjukan Didong Sali Gobal Digelar Besok

Kamis, 20 Juni 2024 - 22:12 WIB

Bantu Pelajar Gayo Kuliah ke Luar Negeri, Diaspora Gayo Dunia Gelar Bincang S-1 Biaya Mandiri dan Melalui Beasiswa ke Mesir

Rabu, 19 Juni 2024 - 07:53 WIB

Mulai Dikenal, Muslim di London Inggris Pesan Peci Kerawang Gayo

Berita Terbaru